Minggu, 13 April 2014

Nikmatnya Berceloteh Ditemani Secangkir Teh

Sumber internet
Meminum teh menjadi kebiasaan orang di berbagai negara seperti China, Jepang,Eropa begitu juga di Indonesia. Selain kopi, meminum teh juga menjadi kebiasaan kebanyakan masyarakat sehari-hari. Misalnya di Jawa, menyesap teh atau kopi dipadukan dengan gorengan hangat, menciptakan pagi yang bersemangat. Tidak hanya sebagai ganjal perut di pagi hari sebelum beraktivitas, atau juga teman santai di sore hari, teh biasa disuguhkan untuk menjamu tamu.
Penulis blog ini adalah saya dengan nama pena Marfuah Umar Sidik kelahiran Banjarnegara, 21 Januari 1991 silam. Saya, perempuan penyuka hujan dan berbagai seduhan teh ini lahir di dunia tidak sendirian. Mempunyai saudara kembar perempuan yang bagaikan pinang dibelah dua.
Selain hobi bersepeda,dan mengoleksi foto hasil jeperetan sendiri, saya juga suka bercerita, berceloteh. Kebiasaan kami (saya dan saudari kembar saya-red) berbincang dan berceloteh bersama membuat kami merasa sangat akrab tidak hanya secara lahir tapi juga secara batin.

Dengan saling berbincang, berceloteh maka hubungan semakin terasa nyaman. Apalagi sambil minum teh. Teh menurut saya salah satu sarana yang membawa orang untuk masuk ke dalam keintiman dalam berbincang. Keintiman ini yang menjadi semakin asing seiring berkembangnya dunia media sosial. Oleh karena itu, tema teh yang diusung dalam blog ini salah satunya untuk menciptakan kerinduan kepada yang lain akan nikmatnya berceloteh bersama keluarga, sahabat ditemani secangkir teh.

 "Berbagi celoteh senikmat secangkir teh" merupakan semboyan-jika ini bisa dikatakan semboyan- yang saya pakai. Saya teringat, filosofi Jawa mengatakan, urip iku nguripi (urip iku urup). Hidup yang sebenar-benarnya hidup ketika kita bisa menghidupi yang lain. Apapun yang saya anggap itu layak dibagikan, saya ingin bagikan kepada khalayak. 

Salah satunya dengan belajar mendengarkan dan kemudian saya bagikan pengalaman berharga saya dan juga orang lain itu. Melalui mendengarkan, kita peduli, dan kemudian kita bisa menghidupi jiwa orang lain (semoga insyaallah). Oleh karena itu, pertemuan saya dengan orang-orang di sekitar merupakan sebuah skenario Tuhan yang patut disyukuri. Akhirnya, mari berceloteh senikmat menyesap secangkir teh. (Maaf tulisan ini tidak beraturan) .

*Jika ada kesan dan pesan silahkan sampaikan melalui ruang tanggapan (komentar) di bawah ini. Atau kamu juga bisa menemukan saya di Instagram @marfuahumarsidik. Matur nuwun, arigatou, terima kasih.

5 komentar: